THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

..::My counTer::..

^_^BlinG-BlinG...^_^

My Flash Smiley

My Clock Ocey..Look This:-)


Myspace Clocks at WishAFriend.com

My Calender...


Myspace Calendars at WishAFriend.com

Senin, 29 September 2008

Kartu tUk Lebaran

More AIDILFITRI graphics


Dapatkan Mesej Bergambar di Sini


More AIDILFITRI graphics

Minggu, 28 September 2008

Makna Lebaran

Idul Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian, atau kembali ke asal kejadian. Idul Fitri diambil dari bahasa Arab, yaitu fithrah, berarti suci. Kelahiran seorang manusia, dalam kaca Islam, tidak dibebani dosa apapun. Kelahiran seorang anak, masih dalam pandangan Islam, diibaratkan secarik kertas putih. Kelak, orang tuanya lah yang akan mengarahkan kertas putih itu membentuk dirinya. Dan dalam kenyataannya, perjalanan hidup manusia senantiasa tidak bisa luput dari dosa. Karena itu, perlu upaya mengembalikan kembali pada kondisi sebagaimana asalnya. Itulah makna Idul Fitri.

Idul Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian, atau kembali ke asal kejadian. Idul Fitri diambil dari bahasa Arab, yaitu fithrah, berarti suci. Kelahiran seorang manusia, dalam kaca Islam, tidak dibebani dosa apapun. Kelahiran seorang anak, masih dalam pandangan Islam, diibaratkan secarik kertas putih. Kelak, orang tuanya lah yang akan mengarahkan kertas putih itu membentuk dirinya.

Dan dalam kenyataannya, perjalanan hidup manusia senantiasa tidak bisa luput dari dosa. Karena itu, perlu upaya mengembalikan kembali pada kondisi sebagaimana asalnya. Itulah makna Idul Fitri. Dosa yang paling sering dilakukan manusia adalah kesalahan terhadap sesamanya. Seorang manusia dapat memiliki rasa permusuhan, pertikaian, dan saling menyakiti. Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan, baik secara individu maupun kelompok.

Budaya saling memaafkan ini lebih populer disebut halal-bihalal. Fenomena ini adalah fenomena yang terjadi di Tanah Air, dan telah menjadi tradisi di negara-negara rumpun Melayu. Ini adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang.

Dalam pengertian yang lebih luas, halal-bihalal adalah acara maaf-memaafkan pada hari Lebaran. Keberadaan Lebaran adalah suatu pesta kemenangan umat Islam yang selama bulan Ramadhan telah berhasil melawan berbagai nafsu hewani. Dalam konteks sempit, pesta kemenangan Lebaran ini diperuntukkan bagi umat Islam yang telah berpuasa, dan mereka yang dengan dilandasi iman.

Menurut Dr. Quraish Shihab, halal-bihalal merupakan kata majemuk dari dua kata bahasa Arab ‘halal’ yang diapit dengan satu kata penghubung ‘ba’ (dibaca: bi) (Shihab, 1992: 317). Meskipun kata ini berasal dari bahasa Arab, sejauh yang saya ketahui, masyarakat Arab sendiri tidak akan memahami arti halal-bihalal yang merupakan hasil kreativitas bangsa Melayu. Halal-bihalal, tidak lain, adalah hasil pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Asia Tenggara. Halal-bihalal merupakan tradisi khas dan unik bangsa ini.

Kata ‘halal’ memiliki dua makna. Pertama, memiliki arti 'diperkenankan'. Dalam pengertian pertama ini, kata ‘halal’ adalah lawan dari kata ‘haram’. Kedua, berarti ‘baik’. Dalam pengertian kedua, kata ‘halal’ terkait dengan status kelayakan sebuah makanan. Dalam pengertian terakhir selalu dikaitkan dengan kata thayyib (baik). Akan tetapi, tidak semua yang halal selalu berarti baik. Ambil contoh, misalnya talak (Arab: Thalaq; arti: cerai), seperti ditegaskan Rasulullah SAW: Talak adalah halal, namun sangat dibenci (berarti tidak baik). Jadi, dalam hal ini, ukuran halal yang patut dijadikan pedoman, selain makna ‘diperkenankan’, adalah yang baik dan yang menyenangkan. Sebagai sebuah tradisi khas masyarakat Melayu, apakah halal-bihalal memiliki landasan teologis? Dalam Al Qur’an, (Ali 'Imron: 134-135) diperintahkan, bagi seorang Muslim yang bertakwa bila melakukan kesalahan, paling tidak harus menyadari perbuatannya lalu memohon ampun atas kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, mampu menahan amarah dan memaafkan dan berbuat kebajikan terhadap orang lain.

Dari ayat ini, selain berisi ajakan untuk saling maaf-memaafkan, halal-bihalal juga dapat diartikan sebagai hubungan antar manusia untuk saling berinteraksi melalui aktivitas yang tidak dilarang serta mengandung sesuatu yang baik dan menyenangkan. Atau bisa dikatakan, bahwa setiap orang dituntut untuk tidak melakukan sesuatu apa pun kecuali yang baik dan menyenangkan. Lebih luas lagi, berhalal-bihalal, semestinya tidak semata-mata dengan memaafkan yang biasanya hanya melalui lisan atau kartu ucapan selamat, tetapi harus diikuti perbuatan yang baik dan menyenangkan bagi orang lain.

Dan perintah untuk saling memaafkan dan berbuat baik kepada orang lain seharusnya tidak semata-mata dilakukan saat Lebaran. Akan tetapi, harus berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Halal-bihalal yang merupakan tradisi khas rumpun bangsa tersebut merefleksikan bahwa Islam di negara-negara tersebut sejak awal adalah agama toleran, yang mengedepankan pendekatan hidup rukun dengan semua agama. Perbedaan agama bukanlah tanda untuk saling memusuhi dan mencurigai, tetapi hanyalah sebagai sarana untuk saling berlomba-lomba dalam kebajikan.

Ini sesuai dengan Firman Allah, “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam) berbuat kebaikan". (Q.S. 2:148). Titik tekan ayat di atas adalah pada berbuat kebaikan dan perilaku berorientasi nilai. Perilaku semacam ini akan mentransformasi dunia menjadi sebuah surga. Firman Allah (SWT), “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang yang meminta-minta ; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat ; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila dia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, benar (imannya) ; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa". (Q.S. 2:177)

Berangkat dari makna halal-bihalal seperti tersebut di atas, pesan universal Islam untuk selalu berbuat baik, memaafkan orang lain dan saling berbagi kasih sayang hendaknya tetap menjadi warna masyarakat Muslim Indonesia dan di negara-negara rumpun Melayu lainnya. Akhirnya, Islam di wilayah ini adalah Islam rahmatan lil ‘alamiin.

Wallau a’lam.

Rizqon Khamami,

Mahasiswa Pasca Sarjana Jamia Millia Islamia (JMI) New Delhi, India.

Makna Lebaran2

Hari kemenangan yang dinanti itu pun akhirnya tiba. Banyak cara bagi umat muslim untuk merayakan hari yang sangat didambakan tersebut. Namun, kini timbul kekhawatiran bahwa Lebaran spiritual telah berubah menjadi Lebaran Sekuler. Mengapa? Siapakah mereka itu?


Secara umum, makna Idul Fitri bagi sebagian orang muslim adalah hari kemenangan, hari menuju fitrah (kesucian), dimana tali silaturahmi sangat mewarnai hari penuh makna ini.


Pasalnya, setelah sebulan lamanya umat muslim melaksanakan ibadah puasa, seharusnya hati mereka menjadi lebih bersih dari zat-zat keduniawian yang bisa merusak iman muslimin dan muslimah.


Sebab, sudah sepatutnya momentum Idul Fitri ini menjadi momen yang penting untuk berjihad menegakkan kembali amanah hari kemenangan.

Tapi, terdapat banyak cara memaknai hari raya Idul Fitri.


Menurut Abdul Jalil, MA, Intelektual muda yang juga koordinator kajian central riset dan manajemen informasi (Cermin), "Setelah selama 30 hari berpuasa dan juga melaksanakan ibadah lainnya di bulan Ramadan, umat muslim terbebas dari virus-virus penggoyah keimanan."


Umat muslim, lanjut Abdul Jalil, mesti melihat kemunculan Idul Fitri sebagai hasil proses panjang pertapaan seseorang selama satu bulan. Bertapa yang dimaksud disini adalah tidak hanya sekedar menahan makan, minum, dan lainnya, tapi lebih substansial lagi adalah mengejar target-target tertentu, seperti meminimalkan nafsu.


Untuk itu, imbuh dia, Idul Fitri dapat diartikan mampu menghasilkan insan yang fitri (fitrah).


Namun, belakangan ini seiring dengan perkembangan zaman, hikmah lebaran pun kadang bergeser menjadi suatu pemahaman yang berbeda dan tidak jarang mengarah pada hal negatif.


Salah satunya, pemahaman tentang "Lebaran Sekuler". Arti dari sekuler itu sendiri tentu saja bertolak belakang dari makna yang terkandung sebenarnya. Sekuler dalam pengartian umum adalah berbanding terbalik dengan hal-hal spiritual.


Maksudnya, hari besar keagamaan yang seharusnya mampu membuat keimanan lebih baik dari sebelumnya, ternyata untuk sebagian orang khususnya masyarakat ekonomi atas seringkali justru terlihat "menganut" sekuler ini.


Mereka, para 'the have' itu, terlihat memaknai lebaran sebagai ajang foya-foya dan juga unjuk kekayaan yang mereka miliki.

Lihat saja, bagaimana cara mereka mempercantik rumah dan diri dengan seluruh barang mahal dan berbau impor. Tak sedikit, dari mereka, justru memutuskan mudik dengan membeli kendaraan mewah berharga miliaran rupiah untuk menggambarkan status ekonomi dan sosial mereka, kini telah jauh berbeda dari sebelumnya. Singkat kata mereka ingin dibilang kaya raya.

Padahal, kesederhanaan dan keimanan tulus yang seharusnya menjadi makna utama hari lebaran tidak terlihat. Tapi, justru sifat riya dan kesombongan yang tampak mereka tonjolkan. Sekulerisme kini memang tampak lebih dominan menggeser makna Lebaran spiritual.

Andakah salah satu dari kelompok sekuler itu? Bercermin lah sendiri!




Selasa, 23 September 2008

Kegiatan selama Bulan Ramadhan

Kegiatan saya diBulan Ramadhan ne.....biasa2 ja !!!! Seperti biasanya bangun dini hari untuk melaksanakan sahur bersama orangtua.
Dan setelah itu,,d'Lanjutin dengan salat 5 waktu setiap hari Dan setiap dZuhur dan Asar Saya biasanya ada kegiatan mengaji dirumah!!!!!!!!!!
setelah itu,,,tugas saya setiap menjelang berbuka puasa...yaitu menyiapkan segala kebutuhan untuk berbuka,,,,yang pasti saya tidak sendirian,,,Saya selalu dibantu oleh Ibu saya.!!!
Dan wakrux terawih,,,Ya saya jalankan dengan baik!!!

Akan tetapi...dibulan yang suci pada tahun ini saya tidak dapat menjalankan dengan saudara saya,,,jadi ditahun ini dalam menjalankan ibadah puasa ini rasanya ada yang kurang,tidak seperti biasanya!!

em.......
disini...dikegiatan ramadhan saya pada tanggal 2 hingga tanggal4,,,saya ikut menjalankan pesantren kilat yang diadakan disekolah saya!!

Tyuz......detik-detik menjelang Idul Fitri ini....!!!!!!!!
1. yac...kegiatan saya jalan-jalan cari baju,,,,
2. bersihin rumah....
3. bantu Ortu dRumah...apa2 ja yg dperLukan bwt Lebaran nTi....
4. Q jg Lgi ngenet tuk selezain tugasTikom ni....


saya kira cuma itu aja yang saya lakukan,,,upppssss lupa

saya juga kadang mengerjakan pr dan tugas yang diberikan oleh guru disekolah dan mempersiapkan diri untuk mengikuti ulangan harian ketika masuk sekolah nanti!!!
pokoke banyak kokyang saya lakukan selama bulan ramadhan ini......
yac....GakLupa d buLan ni hrs banyak2 kumpulin yg namanya PAHALA!!

bagi para membaca...boleh kok kirim2 koment k'Blog saya ini GratIs LooOOOOO

Tidak dipUngut biAya!!
BYE....BYE...

Bulan Islam


Dapatkan Mesej Bergambar Di Sini

Makna Sumpah Pemuda

Suasana perjuangan anti-kolonialisme yang digencarkan oleh pembrontakan PKI tahun 1926 dan dilanjutkan oleh pemenjaraan Bung Karno beserta sahabat-sahabatnya telah menggugah kesedaran politik banyak golongan dalam masyarakat. Dalam rangka inilah tokoh-tokoh pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi, yang masih bersifat kesukuan atau kedaerahan, telah mengambil langkah yang amat penting bagi kelanjutan perjuangan nasional bangsa kita menuju kemerdekaan. Pada tanggal 26-28 Oktober 1928, berbagai tokoh dari bermacam-macam organisasi pemuda itu menyelenggarakan kongres pemuda di Jakarta, dengan tujuan untuk menyatukan gerakan pemuda di seluruh Indonesia.

Kongres pemuda yang bersifat lintas-agama, lintas-suku, lintas-aliran poltik itu akhirnya mencetuskan ikrar bersama yang amat besar artinya bagi perjuangan rakyat Indonesia kemudian, yaitu Sumpah Pemuda. Ikrar bersama yang bersejarah ini dikumandangkan tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda itu berbunyi :

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah-air yang satu, tanah-air Indonesia
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Kongres pemuda tahun 1928 itu juga telah mengambil keputusan bersejarah lainnya, yaitu : menjadikan lagu Indonesia Raya (diciptakan oleh Rudolf Wage Supratman) sebagai lagu kebangsaan bagi seluruh rakyat Indonesia, dan juga menjadikan Sang Merah Putih sebagai bendera kebangsaan.

Dengan merenungkan itu semua, maka akan jelaslah kiranya bagi kita semua, bahwa kemerdekaan yang diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, dan perjuangan besar rakyat selama revolusi melawan kolonialisme Belanda, adalah - secara langsung atau tidak langsung - produk atau kelanjutan perjuangan para pejuang sebelumnya, yang banyak meringkuk di penjara-penjara dan juga di tanah pengasingan Digul.

Sumpah Pemuda mempunyai peran penting untuk mempersatukan rakyat, baik semasa pemerintahan kolonial Belanda maupun selama revolusi. Karena itu, sumpah ini jugalah yang (sampai sekarang ini!!!) harus tetap menjiwai bangsa kita, ketika negara kita sudah dirusak secara besar-besaran oleh rezim militer Orde Baru, dalam berbagai bidang.


Jadi, jelaslah bahwa Sumpah Pemuda adalah semacam kontrak-politik
berbagai
suku bangsa Indonesia, yang diwujudkan secara kongkrit oleh wakil-
wakil
angkatan muda mereka. Sumpah Pemuda adalah fondasi penting kebangkitan
bangsa Indonesia dan landasan utama bagi pembentukan negara Republik
Indonesia.


SEMANGAT SUMPAH PEMUDA PERLU DIKOBARKAN LAGI

Pada dewasa ini, ketika pembelokan sejarah masih punya pengaruh yang dalam di fikiran banyak orang, ketika bangsa kita seolah-olah sudah kehilangan arah, dan juga ketika bangsa kita sedang dicabik-cabik rasa persatuan dan kesatuannya, maka memperingati Sumpah Pemuda mempunyai makna yang khusus dan penting.

Api Sumpah Pemuda, yang begitu besar kobarannya dalam mempersatukan bangsa dan mengantar rakyat ke kemerdekaan, perlu dikobarkan lagi bersama-sama. Ini merupakan kewajiban nasional kita, yang bisa dipikul oleh seluruh masyarakat, terutama oleh angkatan muda yang merupakan garda terdepan dalam gerakan reformasi. Suharto dan sebagian kekuatan pendukungnya sudah digulingkan oleh gerakan mahasiswa yang pernah dilancarkan besar-besaran dan tanpa bandingannya dalam sejarah republik kita. Sekarang angkatan muda ini pulalah yang -bersama-sama dengan kekuatan pro-reformasi di kalangan buruh, tani dll – memikul tugas untuk meneruskan perjuangan politik menuju Indonesia Baru, dengan membrantas sisa-sisa politik Orde Baru, sampai ke akar-akarnya.

Maka, kalau selanjutnya peringatan Sumpah Pemuda bisa digelar dengan megah di Universitas-universitas, di pesantren, di kalangan organisasi pemuda dan mahasiswa, di kalangan LSM atau kelompok-kelompok masyarakat lainnya, (dan juga di media pers !!!) maka akan merupakan sumbangan besar untuk mewujudkan jiwa atau “ruh” lambang negara dan bangsa yang begitu indah dan agung, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Sebab, dengan begitu, maka kita semua bisa lebih mengerti bahwa pada akhirnya, dan pada intinya, Sumpah Pemuda, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika bisa diperas jadi satu : yaitu menghargai MARTABAT MANUSIA.

Paris, musim gugur, 17 Oktober 2000


Sabtu, 06 September 2008

Hari Pertama Puasa Q...!!!!!

Hari peRtama pWs Q biasa2 ja G'da yg iStim3wa..........................

mw tw kRonoLogi sLma bLn Ramadhan Q....

Ayo,,,Liat pa ja yG Q Lakukan sLma buLan Ramadhan!!!

1. Ya...pas malamx tuc Q G'Lupa Lau da Salat Tarawih bersama mY fR3nd Loc...........


2. Setelah itu Q makan Sahur beRsama KeLuarga Q Yg da d'Rmah...kCuali K2 Q ,,tHn ni dy G'bsa kut m3njalankan Ibadah puasa bErSAma k3LuARga...pie,,doN't wOrry.................................

3. Yang pasti d'Rumah Q sLalu banTu OrTu Q Lohhhhhhhhhh...............................

4. Salat 5 waktu...:itu suDah pasti Q kerJakan!!!

5. Mengaji.... sudah Pasti!!

6. TidUr
Tidur Q G'pasti bRp jam.....yg pasTI s3Karang Kalau tDr itu Pd Si@Nk

N maLem hRi..

7. dan Lain2x
setiap...mw bKa yc biasax sic Q ma Ibu.....yg menYiapKn smUax................


Na....itu tadi kRonoLogi pas bUlan puasa tadi Loh...pie,,baru Yang hari Pertama....
Hari kedua dan Seterusx Gak beda2 mat...yg b3DA cman peSantrenx.......!!!!!
seLamat membaca ya....bGi yg sDH mw memBacax*))

Kamis, 04 September 2008

Makna Puasa

Assalamu'alaikum wrwb.

Falsafah dan makna puasa

Puasa adalah kewajiban universal untuk setiap umat manusia dan setiap agama memiliki syariat atau tatacara melakukan puasa. Dan kita sebagai umat islam dan umat Nabi Muhammad SAW meyakini sepenuh hati bahwa puasa adalah kewajiban yang telah disyariatkan untuk setiap muslim/mukmin.

Setiap perintah Tuhan yang telah disyariatkan mengandung konsekwensi logis untuk ditunaikan sebagai sebuah kewajiban dan akan mendapatkan pahala sebagai balasannya bila ditunaikan dengan hati yang tulus dan penghambaan kepada Tuhan yang mahaesa.

Puasa bukan sekedar kewajiban rutinitas tahunan, bersyaum, tahan lapar dan berbuka, dan setelah itu tidak berbekas pada psikologis spiritual kedirian, dan juga tidak berpengaruh pada rasa kesadaran social kemasyarakatan, tapi puasa adalah kewajiban yang mesti menggugah kesadaran kesejatian diri kemanusian, ketiggian bertauhid, ketinggian moral, ketinggian akhlak, ketinggian kepedulian dan kontribusi pada social kemasyarakatan dalam rangka amar ma'ruf dan nahil mungkar.



Puasa sebagai bentuk pendidikan

Puasa merupakan satu cara mendidik individu dan masyarakat dalam mengontrol berkehendak dan berkeinginan dengan pendidikan yang mantap. Tidaklah seorangpun yang berpuasa itu kecuali berusaha mengalahkan kesenangan dari dirinya walaupun diperbolehkan sehingga ia mampu mengalahkan kesenagan yang diharamkan. Ia sedang sadar meninggalkan makanan dan minuman sehingga ia mampu bersabar dan menahan rasa lapar dan haus, walaupun dirasakan amat berat.

Kekuatan kesejatian diri seseorang adalah sejauh mana kemampuan dalam mengontrol dirinya, control hawa nafsunya, dan control egoismenya. Penghambaan kepada Tuhan mensyaratkan bahwa segala aktifitas, kehendak dan keingianan selalu berorientasi pada ketulusan mencari keridhoan Tuhan semata.



Puasa sebagai pembina sifat kebersamaan

Puasa merupakan bentuk kewajiban yang bersifat amali (konkret) bagi suatu sikap kebersamaan yaitu kasih sayang islami. Orang islam bersama-sama merasakan lapar, haus, kenyang dan tidak ada yang istimewa bagi perut bagi seorang islam. Ketika sebelum Ramadhan, seseorang belum merasakan lapar, maka di bulan Ramadhan pasti merasakan lapar dan pedihnya kefakiran.

Puasa sebulan penuh mesti membawa dampak ketinggian moral, rasa solidaritas kemanusiaan, rasa persaudaraan kemanusiaan yang amat dalam, kematangan spiritual dan pendakian spiritual kerahiban Allah SWT. Ketinggian moral dan tanggung jawab pada Allah SWT, karena ibadah puasa tidak ada satupun yang tahu apakah kita berpuasa atau tidak, kecuali diri kita dan Allah SWT. Kelaparan, kehausan dan ketidakberdayaan atas kefakiran, menggugah nurani bagi setiap yang berpuasa , bahwa manusia punya perasaan yang sama bila dilanda atau mengalami hal yang sama. Perasaan yang sama itulah yang dapat membuat kebersamaan kemanusiaan, melahirkan cinta-kasih pada sesama, tanpa memandang ras, warna kulit dan agama sekalipun.



Keistimewaan bulan Ramadhan sebagai bulan puasa

Kalau setiap hari ada waktu istimewa di sisi Tuhan yaitu di 2/3 malam, setiap minggu ada hari istimewa yaitu hari jum'at dan setiap tahun ada bulan istimewa yaitu bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan sebagai bulan penuh berkah, tentu amalan-amalan kita di bulan Ramadhan akan dibalas dengan istimewa disisi Tuhan dengan berlipat ganda. Karena mengandung istimewa, mesti menggugah kesadaran semangat kita untuk berlomba-lomba dalam memperbanyak, baik amalan ibadah ritual maupun amalan ibadah social

Semangat dan kebiasaan dalam bulan suci Ramadhan, membentuk karakter dan mental untuk tetap konsisten dan istiqamah dalam sebelas bulan berikutnya.

Tapi apapun amalan-amalan dibulan suci ramadhaan, semuanya akan kembali pada kualitas kesadaran pengahambaan dan kualitas ketulusan ,kedalaman pemahaman akan makna-makna bathin dari ibadah ritual, sangat menentukan segalanya. Karena itu, yang sampai pada sisi Allah adalah niat kita (makna bathin) bukan materi atau bentuk lahiriah dari sebuah peribadatan kita.

Allah berfirman yang artinya:

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik, (QS: Al Hajj: 22:37).



MARHABAN YA RAMADHAN

Semoga ridho Allah SWT selalu menyertai langkah kita untuk mensucikan diri Lahir dan Batin.

Amien Ya Rabillalamin.....................

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA.